Matematika sebagai ilmu mengenal struktur dan hubungan-hubungannya, simbol-simbol yang diperlukan. Simbol-simbol itu penting untuk membantu memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan. Simbolisasi menjamin adanya komunikasi dan mampu memberikan keterangan untuk membentuk suatu konsep baru. Konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya sehingga matematika itu konsep-konsepnya tersusun secara hirarkis. Simbolisasi itu barulah berarti bila suatu simbol itu dilandasi suatu ide. Jadi kita harus memahami ide yang terkandung dalam simbol tersebut. Dengan perkataan lain, ide harus dipahami terlebih dahulu sebelum ide tersebut disimbolkan. Secara singkat dikatakan bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif.
Dengan demikian matematika merupakan alat dari displin ilmu yang lain misalnya bahasa, ketika seorang orang matematikawan tidak memahami simbol matematika maka beliau akan berkonsultasi ke ahli bahasa dan sebaliknya ketika ahli bahasa tidak memahami simbol-simbol di bahasa maka dia akan menanyakan kepada ahli matematika, begitupun pada disiplin ilmu yang lainnya.
Untuk itu asumsi mengatakan bahwa sesorang yang mampu menguasai matematika maka seseorang tersebut juga akan mampu memahami disiplin ilmu yang lain sehingga seorang matematikawan mampu menerjemahkan sesuatu yang abstrak menjadi nyata yang berdasarkan pada kaedah-kaedah berpikirnya.
Kenyataan dalam kehidupan sehari kita ketahui bersama bahwa matematika adalah ratunya ilmu dari disiplin ilmu yang lain. Misalnya menghitung adalah sesuatu yang sering dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti menghitung jumlah banyaknya buah-buahan, banyaknya uang, dan lainnya. Secara teologi matematika itu bagian dari agama misalnya secara asumsi bahwa semakin sering atau berulang-ulang umat manusia itu berbuat baik maka semakin kuat pula ketakwan-NYA, kalau dikaitkan dengan matematika semakin besar angka yang kita jumlahkan maka semakin besar yang angka yang dikumpulkan.
Kemanapun disiplin ilmu yang lain bernaung dan berorentasi disitu pula matematika, dimanapun dunia berkata dan berbuat disitu pula matematika berkata dan berbicara. Apapun konsep dan klasifikasinya ilmu yang lain disitu pula matematika berkonsep dan berklasifikasi. Jangan heran dan munafikkan matematika selalu menganyam dunia, dimana anyaman ilmu yang lain disitu pula matematika menganyam dunia.
Disiplin ilmu berbicara dan berbuat politik, ekonomi, agama, dan lainnya, matematika pun berpolitik, berekonomi, beragama dan lainnya dengan simbol-simbolnya yang membentuk kesepaktan-kesepakatan sesuai dengan kaidahnya.
Rabu, 23 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar